Karakteristik Dakwah Ilallah

Oleh: Rilliani Abdurrahman

Dakwah merupakan salah satu kewajiban Muslim. Karena sesungguhnya Allah SWT mengutus para Nabi dan Rasul untuk menegakkan ad-dien ini dengan petunjuk yang benar hingga mengatasi dien-dien yang lain. Kini, para Nabi dan Rasul telah tiada. Umat Islamlah yang mewarisi tugas mereka untuk mengemban risalah Islam, menyeru umat manusia menuju kebaikan dan ketakwaan, dan mencegah mereka dari perbuatan keji dan munkar.
يَا َأيُّهَا اَّلذِينَ آمَنُوا اسْتَجِيبُوا لِلَّهِ وَلِلرَّسُولِ إَِذا دَعَا ُ كمْ لِمَا يُحْيِي ُ كمْ وَاعَْلمُوا َأنَّ اللَّهَ يَحُو ُ ل بَيْنَ الْمَرْءِ
وََقلْبِهِ وََأنَّهُ إَِليْهِ تُحْشَرُو َ ن
Hai orang-orang yang beriman, penuhilah seruan Allah dan seruan Rasul apabila Rasul menyeru kamu kepada suatu yang memberi kehidupan kepada kamu. (Al-Anfaal: 24)

Sesungguhnya melaksanakan dakwah adalah untuk kepentingan dan eksistensi manusia itu sendiri di dunia ini. Hal ini sebagaimana yang diisyaratkan dalam firman Allah SWT di atas, bahwa seruan Allah dan Rasul-Nya yang mesti kita sambut adalah “lima yuhyiikum” (untuk suatu yang memberi kehidupan kalian).

Jika dakwah memberi kehidupan pada manusia, maka melalaikannya akan mengakibatkan kesulitan, kerusakan dan kebinasaan. Bila demikian mengapakah masih banyak manusia yang tidak tergerak untuk berdakwah? Dengan tegas Allah memperingatkan kepada kaum Muslimin:
وَاتَُّقوا فِتْنًَة لا تُصِيبَنَّ اَّلذِينَ َ ظَلمُوا مِنْ ُ كمْ خَاصًَّة وَاعَْلمُوا َأنَّ اللَّهَ شَدِيدُ اْلعَِقابِ
Dan peliharalah dirimu dari siksaan yang tidak khusus menimpa orang-orang yang zalim saja di antara kamu. Dan ketahuilah bahwa Allah amat keras siksaan-Nya.. (Al-Anfaal: 25)

Dakwah ialah menyeru manusia kepada Allah dengan hikmah dan teladan (pelajaran) yang baik sehingga manusia mengkufuri thaghut, dan beriman kepada Allah serta keluar dari kegelapan menuju cahaya Islam.
ادْعُ إَِلى سَبِيلِ رَبِّكَ بِالْحِكْمَةِ وَالْمَوْعِ َ ظةِ الْحَسَنَةِ وَجَادِْلهُمْ بِاَّلتِي هِيَ َأحْسَنُ إِنَّ رَبَّكَ هُوَ َأعَْلمُ بِمَنْ
ضَ َ لَّ عَنْ سَبِيلِهِ وَهُوَ َأعَْلمُ بِاْلمُهْتَدِينَ
Serulah manusia kepada jalan Rabbmu dengan hikmah dan pelajaran yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang baik. (An-Nahl: 125)

Dakwah Islam adalah seruan kepada Allah yang menuntut komitmen seutuhnya dan kesadaran terhadap konsekuensinya. Karena itu, seluruh tujuan dan sasarannya mencakup seluruh tujuan dan sasaran Islam, prinsip-prinsip dan pemahamannya bersumber pada sumber Islam yang murni yaitu Al-Qur’an dan Sunnah serta Sirah Nabawiyah sebagai teladan dalam operasionalnya.

Dalam hal ini Ustadz Hasan Al-Hudaibi menyatakan: “Dakwah Islam adalah dakwah yang mencakup seluruh aspek hidup dan kehidupan manusia; mampu mengubah akidah yang sesat menuju ke lubuk hati manusia untuk menerangi bashirah mereka; mampu memperlihatkan kepadanya yang haq itu haq dan yang bathil itu bathil serta mampu membawa manusia untuk mengikuti kebenaran dan menjauhi kebatilan tersebut.

Hal pertama yang prinsip untuk dipahami dan disadari oleh setiap Muslim, dakwah Islam akan berhasil manakala tujuan akhir dari seluruh aktivitas dakwah hanya mengharap ridha Allah semata.

Menyeru kepada Allah bukanlah tujuan agar manusia tertarik terhadap suatu kelompok, golongan atau partai sehingga mereka lebih merasa dekat kepada organisasi-organisasi tersebut daripada kepada Allah. Dakwah Ilallah adalah menyeru manusia agar hidupnya berada di rel Islam dan hanya untuk meraih keridhaan Allah semata.

ُق ْ ل هَذِهِ سَبِيلِي َأدْعُو إَِلى اللَّهِ عََلى بَصِيرَةٍ َأنَا وَمَنِ اتَّبَعَنِي وَسُبْحَا َ ن اللَّهِ وَمَا َأنَا مِنَ الْمُشْرِكِينَ
Katakanlah: “Inilah jalan-ku, aku dan orang-orang yang mengikutiku menyeru kepada Allah dengan hujjah yang nyata, Maha Suci Allah, dan aku tiada termasuk orang-orang yang musyrik.” (QS Yusuf:108)

Hal ini bukan berarti dakwah Ilallah menyuruh agar manusia menjauhi para da’i dengan jamaah dakwahnya, namun harus ditekankan bahwasannya kebersamaan mereka dalam suatu jamaah adalah merupakan perwujudan komitmen mereka terhadap Islam, bukan karena fanatisme kelompok, golongan atau figuritas tokoh.
Jadi sebelum seseorang iltizam (berkomitmen) dengan suatu kelompok atau jamaah dakwah, haruslah ditanamkan terlebih dahulu komitmennya terhadap Islam.

Dan iltizam bil Islam ini akan tumbuh setelah seseorang memiliki pamahaman Islam yang menyeluruh dan benar. Maka dapatlah dipahami apabila salah seorang ulama abad ini, Imam Hasan Al-Banna, menetapkan pemahaman sebagai rukun pertama dari bai’ah (janji setia yang merupakan pernyataan komitmen seseorang terhadap suatu jamaah) dan dalam operasional dakwahnya beliau menetapkan marhalah ta’rif sebagai tahapan pertama dalam Dakwah Ilallah ini.

Sebaliknya, bila komitmen terhadap jamaah mendahului pemahamannya terhadap Islam, maka dakwah akan melahirkan manusia-manusia yang ta’ashub terhadap kelompoknya; memunculkan fanatisrne golongan yang mengakibatkan perasaan paling benar atau paling baik. Akhirnya mereka akan mudah melemparkan tuduhan-tuduhan kepada kelompok dakwah lainnya, yang pada puncaknya bisa memunculkan sikap takfir (saling mengafirkan sesama Muslim). Inilah realita yang memprihatinkan yang seringkali terjadi dalam tubuh umat Islam. Padahal, Allah mengecam keras perilaku demikian.
وَلا تَ ُ كونُوا مِنَ الْمُشْرِكِينَ ( ٣١ ) مِنَ اَّلذِينَ َفرَُّقوا دِينَهُمْ وَ َ كانُوا شِيَعًا كُ ُ لّ حِزْبٍ بِمَا َلدَيْهِم

( فَرِحُو َ ن ( ٣٢

Dan janganlah kamu termasuk orang-orang yang mempersekutukan Allah yaitu orang-orang yang memecah belah dien mereka dan mereka menjadi beberapa golongan. Tiap-tiap golongan merasa bangga dengan apa yang ada pada golongan mereka. (Ar-Ruum: 31-32)

Dakwah Ilallah bukan pulalah menyeru manusia untuk mengabdi kepada kepentingan pribadi sang da’i. Dakwah bisa tergelincir dari jalan Allah menuju
kepentingan pribadi manakala dalam diri sang da’i tumbuh keinginan untuk meraih popularitas atau ambisi menjadi figur masyarakat. Hal ini tentu didorong oleh maksud-maksud tertentu untuk memanfaatkan potensi umat, baik berupa tenaga ataupun hartanya, untuk kepentingan sang da’i. Hal semacam ini tidak pantas dilakukan oleh seseorang yang telah memahami Islam dan menyadari tugasnya dalam mengemban risalah.
مَا كَا َ ن لِبَشَرٍ َأ ْ ن يُؤْتِيَهُ الَلّهُ اْلكِتَابَ وَاْلحُ ْ كمَ وَالنُّبُوََّة ُثمَّ يَُقو َ ل لِلنَّاسِ ُ كونُوا عِبَادًا لِي مِنْ دُونِ اللَّهِ
وََلكِنْ ُ كونُوا رَبَّانِيِّينَ بِمَا ُ كنْتُمْ تُعَلِّمُو َ ن اْلكِتَابَ وَبِمَا ُ كنْتُمْ تَدْرُسُو َ ن

Tidak wajar bagi seorang manusia yang Allah berikan kepadanya AI-Kitab, hikmah dan kenabian, lalu ia berkata kepada manusia: “Hendaklah kalian menjadi pengabdi-pengabdiku bukan pengabdi Allah!” Akan tetapi (semestinya dia mengatakan): “Hendaklah kalian menjadi orang-orang Rabbani. karena kamu selalu mengajarkan AI-Kitab dan disebabkan kamu tetap mempelajarinya.” (Ali ‘lmran: 79)

Dakwah Ilallah bukanlah seorang pedagang ayat-ayat Allah, yang menjual Islam untuk kepentingan pribadinya; bukan pula seorang aktor yang bersemangat tatkala di tengah keramaian, namun lesu dihadapan sedikit manusia; bukan pula artis yang mengharap sanjungan dan tepuk tangan. Da’i Ilallah tidak mengharapkan upah atau balasan dari manusia atas segala usaha dan pengorbanannya di jalan Allah. Karena itu ia akan terus menyeru manusia ke jalan Allah, baik manusia memujinya ataupun mencacinya, baik orang banyak mendukungnya atau menghambatnya. Mereka akan berkata sebagaimana yang telah dikatakan oleh Nabi Nuh as.:
وَمَا َأسَْألُكُمْ عََليْهِ مِنْ َأجْرٍ إِ ْ ن َأجْرِيَ إِلا عََلى رَبِّ الْعَاَلمِينَ

Dan aku sekali-kali tidak minta upah kepadamu atas ajakan-ajakan itu, upahku tidak lain hanyalah dari Rabbul ‘alamin. (Asy-Syu’ara: 109)

Karena itu seorang da’i Ilallah dituntut untuk bekerja dan mencari mata pencaharian sehingga bisa hidup mandiri dan ia pun harus intima’ (terikat) dalam suatu jamaah dakwah. Hal ini agar seluruh aktivitas dakwahnya teratur, terprogram dan bersasaran jelas. Dengan demikian, ia tidak akan memanfaatkan dakwah untuk kepentingan pribadinya, atau menjadikannya sebagai tempat mencari mata pencaharian.
* * *

Dakwah Ilallah adalah seruan yang muncul dari hati yang ikhlas, yang mengharapkan ridha Allah semata hingga tegaknya dienullah yang akan menaungi umat
manusia. Adalah suatu penyimpangan bila dakwah diserukan untuk memenuhi kepentingan kelompok tertentu tempat dakwah dijadikan alat propaganda.

Dakwah semacam ini seringkali menempatkan para ulama sebagai ‘stempel’ yang melegalisasi segala tindakan suatu golongan atau penguasa dengan menghalalkan segala yang mereka senangi dan mengharamkan hal-hal yang mereka benci. Para ulama semacam ini pun tidak segan-segan menyembunyikan ayat-ayat Allah serta memutarbalikkan maknanya demi kepentingan penguasa yang zalim. Orang-orang semacam ini tidak layak menyandang predikat sebagai da’i Ilallah.
إِنَّ اَّلذِينَ يَ ْ كتُمُو َ ن مَا َأنْزَ َ ل الَلّهُ مِنَ الْكِتَابِ وَيَشْتَرُو َ ن بِهِ َثمَنًا َقلِيلا ُأوَلئِكَ مَا يَأْ ُ كُلو َ ن فِي بُ ُ طونِهِمْ إِلا
النَّارَ وَلا يُكَلِّمُهُمُ الَلّهُ يَوْمَ الْقِيَامَةِ وَلا يُزَكِّيهِمْ وََلهُمْ عَذَابٌ َألِيمٌ

Sesungguhnya orang-orang yang menyembunyikan apa yang telah diturunkan Allah, yaitu Al-Kitab dan menjualnya dengan harga yang sedikit (murah), mereka itu sebenarnya tidak makan ke dalam perutnya melainkan api, dan Allah tidak akan berbicara kepada mereka pada hari kiamat dan tidak mensucikan mereka dan bagi mereka siksa yang sangat pedih. (Al-Baqarah: 174)

Dakwah ‘sponsor’ semacam ini—yang di dalamnya terlibat para ulama penyeru kepentingan suatu golongan—sangat berbahaya bagi tegaknya Islam dan kehidupan umat manusia. Sebab, bisa jadi dakwah ini mengabdi kepada orang-orang yang tidak suka kepada Islam, bahkan bisa jadi pula mengabdi kepada musuh-musuh Islam yang siang malam memikirkan strategi untuk melenyapkan Islam dan umatnya dari muka bumi.
* * *

Dakwah Ilallah tegak di atas landasan keikhlasan seorang da’i yang hanya mengharap ridha Allah semata, dengan tegaknya kalimatullah pada pribadi-pribadi manusia, keluarganya dan masyarakat luas. Dakwah Ilallah adalah dakwah untuk menyelamatkan manusia dan kemanusiaannya, seruan untuk membangun peradaban yang tegak di atas landasan akhlak yang mulia dan di bawah naungan Islam yang kokoh. Maka, adakah seruan yang lebih baik dan lebih patut disambut seruannya oleh manusia selain dakwah kepada Allah atau seruan menuju Islam?
وَمَنْ َأحْسَنُ َقوْلا مِمَّنْ دَعَا إَِلى اللَّهِ وَعَمِ َ ل صَالِحًا وَقَا َ ل إِنَّنِي مِنَ الْمُسْلِمِينَ

Siapakah yang lebih baik perkataannya daripada orang yang menyeru kepada Allah, mengerjakan amal saleh dan berkata: “Sesungguhnya aku termasuk orang-orang yang menyerah diri.” (Fushshilat: 33)

Pada akhirnya para da’i Ilallah pasti akan memperoleh kesuksesan hidup di dunia maupun di akhirat, sekalipun gerakan dakwahnya belum mampu mewujudkan cita-citanya dan mencapai sasaran yang dituju.

Sumber: ‘Ulümuddîn Digital Journal Al-Manär Edisi I/2004

LISENSI DOKUMEN
Artikel ini dikutip dan diedit dari Rilliani Abdurrahman, “Da’wah Ilallah”, Inthilaq (No 12/16-31 Agustus 1993). Diperkenankan untuk melakukan penyebarluasan artikel ini bagi kepentingan pendidikan dan bukan untuk kepentingan komersial, dengan tetap mencantumkan atribut penulis dan keterangan dokumen ini secara lengkap. ‘Ulümuddîn Digital Journal Al-Manär Edisi I/2004

Fitnah Akhir Zaman

Kaum Muslimin Dihancurkan dari Dalam

Tsauban Radhiyallahu ‘anhu beliau berkata : Telah bersabda Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam.

Artinya : Sesungguhnya Allah Taala telah menyatukan untukku dunia, lalu aku melihat timur dan baratnya dan sesungguhnya umatku akan sampai kekuasaannya seluas yang disatukan Allah untukku dan aku diberi dua harta simpanan yaitu emas dan perak lalu aku memohon kepada Rabb-ku untuk umatku agar dia tidak menghancurkannya dengan kelaparan yang menyeluruh, dan menguasakan atas mereka musuh-musuhnya dari selain mereka sendiri lalu menghancurkan seluruh jama’ah mereka, dan Rabb-ku berkata : “Wahai Muhammad, sesungguhnya Aku jika telah memutuskan satu qadha’ maka tidak dapat ditolak, dan Aku telah memberikan kepadamu untuk umatmu bahwa Aku tidak akan menghancurkan mereka dengan kelaparan yang menyeluruh dan tidak akan menguasakan atas mereka musuh-musuh dari selain mereka yang menghancurkan seluruh jama’ahnya walaupun mereka telah berkumpul dari segala penjuru – atau mengatakan- : Orang yang ada diantara penjuru dunia- sampai sebagian mereka membunuh dan menjadikan rampasan perang sebagian yang lainnya” [Hadits Shahih Riwayat Muslim (2889)]

Sungguh, meskipun kaum kafir dari seluruh dunia bersatu, mereka tidak akan mampu menguasai seluruh kaum muslimin sampai sebagian kita membunuh dan menjadikan rampasan perang sebagian yang lain. Inilah fitnah akhir zaman yang mau tidak mau harus kita hadapi. Pembunuhan antar sesama kaum muslimin seperti yang ada di Iraq dan Timur Tengah. Sungguh fitnah zaman ini adalah perpecahan dan permusuhan di antara kaum muslimin sendiri. Belum lagi ditambah ancaman dan terkaman dari orang-orang kafir.

Sumber Fitnah dari Nejd (Arab Saudi)

Dari Ibnu Umar r.huma., Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa Sallam bersabda :

Ya Allah berkahilah Syam kami dan Yaman kami. Para sahabat berkata, juga Nejd kami?” Rasulullah berkata, “Ya Allah berkahilah Syam kami dan Yaman kami”. Para sahabat berkata, “juga Nejd kami?” –Saya (perawi) menduga beliau menyebutkan tiga kali- kemudian Nabi bersabda, “Dari sanalah (Nejd) keguncangan dan fitnah bermula, dan di sana pula muncul dua tanduk syaithan.” (H.R. Bukhari)

Para Wahabi / Salafy memahami Nejd dalam hadits di atas adalah Iraq. Mereka berargumentasi bahwa jika dipandang dari Madinah, Nejd (Iraq) berada di timurnya sedangkan Nejd (pedalaman Arab) berada di selatannya. Berikut hadits shohih yang mereka anggap menguatkan pendapatnya:

  • Diriwayatkan dari Ibnu Umar r.huma., Rasulullah Shallallahu alaihi wa Sallam menghadap ke arah timur  kemudian bersabda : “Ketahuilah sesungguhnya fitnah berasal dari sini, sesungguhnya fitnah berasal dari sini, di sinilah muncul tanduk syaithan.” (H.R. Muslim)
  • Akan keluar dari arah timur segolongan manusia yang membaca Al-Qur’an namun tidak sampai melewati kerongkongan mereka (tidak sampai ke hati), mereka keluar dari agama seperti anak panah keluar dari busurnya, mereka tidak akan bisa kembali seperti anak panah yang tak akan kembali ketempatnya, tanda-tanda mereka ialah bercukur (Gundul). (HR Bukhari no 7123, Juz 6 hal 2074. Hadis ini juga diriwayatkan oleh Ahmad, Ibnu Majah, Abu Daud, dan Ibnu Hibban)

Padahal telah diketahui bersama, bahwa ketika Nabi bersabda demikian, beliau berada di Madinah, dan ketika itu beliau menghadap ke arah timur sedangkan timur Madinah adalah  Nejd (pedalaman Arab) bukan Iraq (Silakan lihat di peta dunia, khususnya peta Saudi Arabia) Saya yakin Nabi tidak bingung arah, sehingga bingung mana timur, mana utara. Saya yakin, orang yang membuat peta juga tidak bingung arah, sehingga timur dianggap utara dan selatan dianggap timur. Sungguh, selatannya Madinah adalah Makkah, bukannya Nejd seperti yang dikira oleh orang-orang yang bingung arah itu. Kami sarankan bagi mereka membeli kompas dan datang sendiri ke sana jika tidak mempercayai peta. Ada garis lurus ke timur dari Madinah menuju kota Riyadh (salah satu kota di wilayah Nejd yang dulu merupakan tempat tinggal orang-orang Badui). Tidak meleset ke utara, tidak pula meleset ke selatan. Nejd (timurnya Hijaz) sendiri berada di antara Madinah (baratnya) dan Yamama (timurnya).

Catatan:

  • Seorang muslim tidak boleh mengingkari hadits di atas apalagi riwayatnya shahih dengan periwayat dua imam hadits terpercaya (Imam Bukhari dan Imam Muslim)
  • Seorang muslim tidak boleh berdusta dan asal berdalih, mencampur adukkan yang haq dengan yang bathil, serta menyembunyikan kebenaran hanya untuk membela golongannya. Bukan untuk menegakkan kebenaran dan melayani kepentingan kaum Muslimin seluruhnya. Dari ‘Aisyah Radliyallaahu anha bahwa Rasulullah Shallallaahu ‘alaihi wa Sallam bersabda: “Orang yang paling dibenci Allah ialah pembantah yang mencari-cari alasan untuk memenangkan pendapatnya.“ (Riwayat Muslim).
  • Salafy / Wahabi tidak perlu khawatir jika mereka merasa benar-benar berada di atas kebenaran. Atau bahkan merasa paling benar sendiri. Siapa tahu yang dimaksud Rasulullah adalah fitnah lain seperti kemungkinan munculnya para du’at penyeru pintu Jahannam dari Nejd (Arab). Mereka menyerukan egoisme dan sombongisme berkedok monoteisme (tauhid) sehingga yang mengijabahinya akan memasuki pintu Jahannam itu menjadi gerombolan anjing-anjing neraka.
  • Maksud asal fitnah dari Nejd (Arab Saudi) tidak bisa kemudian dilihat dari lahirnya saja. Boleh jadi kita tertipu melihat suasana yang terkesan tenang dan baik. Hal ini seperti tsunami. Asalnya gempa di kedalaman laut. Tapi lautnya sendiri terlihat tenang setelah gempa itu. Kemudian negeri-negeri di sekitarnya mengalami imbas kerusakan yang dahsyat.
  • Dalam sejarah Islam, satu-satunya kelompok yang bercukur adalah para penganut Muhammad bin Abdul Wahab, karena dia telah memerintahkan setiap pengikutnya mencukur rambut kepalanya hingga mereka yang mengikuti tidak diperbolehkan berpaling dari majlisnya sebelum bercukur gundul. Hal tersebut terjadi di masa lalu dan kini sudah ditinggalkan. (Sumber : rubrik : Bayan, majalah bulanan Cahaya Nabawiy No. 33 Th.III Syaban 1426 H / September 2005 M) lihat juga: http://allangkati.blogspot.com/2010/06/wilayah-nejd.html
  • Kesimpulan: Kita harus hati-hati dengan semua syubhat dan fitnah yang berasal dari negeri Nejd (timurnya Hijaz). Kita harus belajar sejarah (tarikh) khususnya tentang negeri Nejd sejak zaman nabi, dakwah Syaikh Muhammad bin ‘Abdul Wahab (Gerakan Wahabi) sampai terbentuknya Kerajaan Saudi Arabia. Kita juga harus selalu memantau Nejd, negeri timurnya Madinah, yang di sana ada kota Riyadh, ibukotanya Kerajaan Saudi Arabia (KSA), termasuk gerak-gerik mereka terhadap kepentingan Kaum Muslimin di seluruh dunia. Hati-hatilah fitnah dari Nejd (timurnya Hijaz)!

Dai-dai Arab Mengajak ke Pintu Jahannam

Kemudian, mari kita bahas hadits shahih berikutnya:

Dari Hudzaifah Ibnul Yaman Radhiyallahu Taala Anhu berkata : Manusia bertanya kepada Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam tentang kebaikan, sedangkan aku bertanya kepada beliau tentang keburukan karena khawatir jangan-jangan menimpaku. Maka aku bertanya ; “Wahai Rasulullah, sebelumnya kita berada di zaman Jahiliyah dan keburukan, kemudian Allah mendatangkan kebaikan ini. Apakah setelah ini ada keburukan ?” Beliau bersabda : “Ada”. Aku bertanya : ” Apakah setelah keburukan itu akan datang kebaikan ?” Beliau bersabda :” Ya, akan tetapi di dalamnya ada kabut (dakhanun)” . Aku bertanya : “Apakah dakhanun itu ?”. Beliau menjawab : “Suatu kaum yang mensunnahkan selain sunnahku dan memberi petunjuk dengan selain petunjukku. Jika engkau menemui mereka maka ingkarilah.” Aku bertanya : “Apakah setelah kebaikan itu ada keburukan ?” Beliau bersabda : “Ya, da’i -da’i yang mengajak ke pintu Jahannam. Barangsiapa yang mengijabahinya, maka akan dilemparkan ke dalamnya.”Aku bertanya : “Wahai Rasulullah, berikan ciri-ciri mereka kepadaku”. Beliau bersabda :“Mereka mempunyai kulit seperti kita dan berbahasa dengan bahasa kita.” Aku bertanya : “Apa yang engkau perintahkan kepadaku jika aku menemuinya ?” Beliau bersabda : “Berpegang teguhlah pada Jama’ah Muslimin dan imamnya”. Aku bertanya :“Bagaimana jika tidak ada jama’ah maupun imamnya ?” Beliau bersabda : “Hindarilah semua firqah itu, walaupun dengan menggigit pokok pohon hingga maut menjemputmu sedangkan engkau dalam keadaan seperti itu” (H.R. Bukhori dan Muslim)

Hadits di atas dapat difahamai dengan bantuan Hadits Shahih Riwayat Ahmad:

Periode  an-Nubuwwah (kenabian) akan berlangsung pada kalian dalam beberapa tahun, kemudian Allah mengangkatnya, setelah itu datang periode  khilafatun ‘ala minhaj an-Nubuwwah (kekhalifahan atas manhaj kenabian), selama beberapa masa hingga Allah ta’aala mengangkatnya, kemudian datang periode mulkan aadhdhon (penguasa-penguasa yang menggigit) selama beberapa masa, selanjutnya datang periode mulkan jabbriyyan (penguasa-penguasa yang memaksakan kehendak) dalam beberapa masa hingga waktu yang ditentukan Allah ta’aala, setelah itu akan terulang kembali periode khilafatun ‘ala minhaj an-Nubuwwah. Kemudian Nabi Muhammad saw diam,”(HR Ahmad 17680)

Dengan demikian, dapat dibagi kapan terjadinya hal-hal tersebut:

  • Masa kebaikan (Masa Rasulullah dan Khulafaur Rasyidin / khilafatun ‘ala minhaj an-Nubuwwah)
  • Masa keburukan (perpindahan dari khilafatun ‘ala minhaj an-Nubuwwah menuju  mulkan aadhdhon) Masa-masa tersebut sangat buruk mengingat pembunuhan kaum muslimin oleh kaum khawarij seperti pembunuhan Khalifah Ali bin Abi Thalib, pembantaian putra beliau sekaligus cucu Rasulullah, Sayyidina Husein dan pembantaian-pembantaian lainnya.
  • Masa kebaikan yang sedikit tercemar/keruh (mulkan aadhdhon): Masa-masa Khilafah Islamiyah Dinasti Umayyah, Dinasti Abbasiyyah, dan Dinasti Turki Usmaniyah. Mereka hanya menggigit Al Qur’an dan Sunnah sehingga di beberapa tempat muncul dakhanun (Suatu kaum yang mensunnahkan selain sunnahku dan memberi petunjuk dengan selain petunjukku). Lalu muncullah berbagai macam takhayul, bid’ah maupun khurafat. 
  • Masa keburukan (mulkan jabbriyyan): Masa-masa negeri Islam yang terpecah-belah menjadi negara-negara kecil dengan ciri memerintah secara otoriter (memaksakan kehendak). Ada Kerajaan Saudi Arabia, Republik Mesir, Turki, Iraq, Iran, Suriah, Yaman, Indonesia, Malaysia, serta Negara Islam kecil lainnya. Dalam masa ini, sejak awal dimulainya sampai sekarang, keluarlah dai -dai yang mengajak ke pintu Jahannam. Mereka inilah yang menghasilkan khawarij-khawarij modern dengan panji-panji terorismenya. Masa-masa da’i penyeru kesesatan ini adalah masa-masa kita sekarang!
  • Setelah itu terulang masa kebaikan lagi yang datangnya Insya Allah sebentar lagi. Kebaikan itu adalah khilafatun ‘ala minhaj an-Nubuwwah. Masa-masa tersebut kemungkinan terjadi dengan dimulainya pemba’iatan Imam Mahdi secara paksa di depan Baitullah di Mekkah, Ashabu Rayati Sud (Pasukan Panji Hitam) dari Timur, Penaklukan Arab Saudi dan Tegaknya Khilafatun ‘ala minhaj an-Nubuwwah.

Jika diperhatikan, saya mengklasifikasikan masa keburukan sebagai masa meraja-lelanya kaum khawarij yang membunuh sesama muslim. Sebab fitnah ini sangat merepotkan untuk kita berantas, kaum khawarij itu muslim, bahkan terlihat lebih sholih dari kita (sehingga kita kesulitan untuk memerangi mereka secara frontal), tapi mereka terbukti fasik (suka mencaci muslim & akhlaqnya bejat) karena mereka selalu memandang hitam-putih (tidak terlihat kebijaksanaannya), dan akhirnya kafir (jika mereka mengkafirkan atau membunuh muslim yang tidak kafir). Pelajaran terpenting dari hadits-hadits di atas bukanlah sebuah penguatan untuk menuduh kelompok ini sesat atau kelompok anu sesat. Tetapi, pelajaran terpenting yang harus diambil seorang muslim adalah:

  • Mengingkari kaum yang mensunnahkan selain sunnahku dan memberi petunjuk dengan selain petunjukku (Sisa-sisa tradisi dakhanun). Kemungkinan tradisi dakhanun itu dianggap baik, tapi itu bukan sunnah dan petunjuk nabi. Kita pun disuruh mengingkari, maka marilah kita taat. Dengan demikian, kita harus berpegang teguh kepada Al Qur’an dan Sunnah.
  • Di Indonesia, pewaris dakwah Islam berhaluan Ahlus Sunnah wal Jama’ah dengan madzhab Syafi’i yang konsisten mewarisi dakwah Islam dari masa kebaikan yang sedikit tercemar/keruh (masa mulkan aadhdhon) direpresentasikan oleh NU. NU sendiri sebetulnya anti bid’ah dan memeranginya sehingga nasehat untuk mereka adalah: “Bersihkan sisa-sisa tradisi dakhanun. Ada beberapa bid’ah yang bisa memperkeruh dakwah NU” Jika mereka mampu melakukannya, besar kemungkinan merekalah yang akan menjadi dakwah terdepan dalam menyokong masa khilafatun ala minhaj an-Nubuwwah. Pun begitu dengan dakwah lain juga harus introspeksi diri agar membersihkan dirinya dari dakhanun, bid’ah maupun penyakit lain. Dengan demikian, NU dan dakwah lain yang sejalan seperti Muhammadiyah, Persis, PKS, dsb bisa bersatu di bawah Al Qur’an dan Sunnah menjadi Al Jama’ah penyokong terkuatkhilafatun ala minhaj an-Nubuwwah. Jika itu terjadi, ramalan Rasulullah bahwa Islam akan bangkit dan datang dari timur (Nusantara) akan benar-benar terjadi.
  • Dakwah yang menentang dan memerangi dakhanun beserta bid’ah-bid’ahnya secara berlebihan (ekstrim) adalah du’at yang menyeru ke pintu jahannam. Disebut demikian karena kebencian dan permusuhan yang berlebihan sehingga jika diijabahi akan terjadi perselisihan yang banyak, perpecahan dan banyak pembunuhan terhadap sesama muslim yang mengantarkan pelakunya masuk jahannam. Kaum muslimin pun terancam dari bahaya lidah dan tangan mereka. Mereka ini menghadirkan masa keburukan buat kaum muslimin. Mereka juga mengikuti kaum Yahudi yang mengusung faham egoism dan terjangkiti penyakit sombong. Anggapan sesat mereka adalah hanya mereka sendiri yang benar dan mereka menolak kebenaran dari luar kalangannya. Ketahuilah, Rasulullah Shallallaahu ‘alaihi wa Sallam pernah bersabda,Tidak masuk surga orang yang di dalam hatinya terdapat seberat atom rasa sombong. Kemudian beliau bersabda, Sombong yaitu menolak kebenaran dan meremehkan manusia.” (H.R. Muslim) Kemudian, mereka hampir sangat sulit diajak kembali karena mereka membaca Al-Qur’an namun tidak sampai melewati kerongkongan mereka (tidak sampai ke hati), mereka keluar dari agama seperti anak panah keluar dari busurnya, mereka tidak akan bisa kembali seperti anak panah yang tak akan kembali ketempatnya.
  • Tidak mengijabahi da’i-da’i yang mengajak ke pintu Jahannam. Ciri-ciri mereka adalah mempunyai kulit seperti kita dan berbahasa dengan bahasa kita. Karena kulit dan bahasa Rasulullah saw. adalah Arab, maka da’i-da’i yang dimaksud adalah orang Arab.
  • Sikap kita jika bertemu mereka: Berpegang teguhlah pada Jama’ah Muslimin dan imamnya, seperti Kekhalifahan Islam Turki Usmani atau Kekhalifahan Islam yang lain. Bukan jama’ah-jama’ah kecil dengan imamnya yang menyeru pada golongannya.
  • Karena sekarang kita tidak punya jama’ah yang dimaksud dan imamnya maka: Hindarilah semua firqah itu, walaupun dengan menggigit pokok pohon hingga maut menjemputmu sedangkan engkau dalam keadaan seperti itu. Pokok pohon yang dimaksud adalah Al Qur’an dan Sunnah. Hati-hati saudaraku, jangan sampai tertipu oleh da’i yang dimaksud, padahal kita disuruh menghindari semua firqah. Taatlah pada Rasul yang menyuruh kita menghindari semua firqah. Jika tidak, kita mudah disesatkan untuk berpegang teguh pada golongan mereka, bukan berpegang teguh pada Al Quran dan Sunnah. Cukup kita semua berpegang pada Al Qur’an dan Sunnah. Kemudian bersabar menunggu datangnya Imam Mahdi.
  • Ali bin Abi Thalib berkata: “Jama’ah adalah kumpulan orang-orang yang berada dalam kebenaran sekalipun jumlahnya sedikit. Sedangkan firqah adalah kumpulan orang-orang batil sekalipun jumlahnya banyak.” Dengan demikian, syarat agar kumpulan itu disebut jama’ah adalah “kebenaran” yang bersama-sama ditegakkannya, bukan “bajunya” atau “organisasinya”.
  • Orang-orang NU, Muhammadiyah, Persis, PKS, IM, dan dakwah lain yang sejalan adalah satu golongan “ahlus sunnah wal jama’ah” jika mereka berada dalam kebenaran, memenuhi syarat firqatun najiyah dan tidak teracuni oleh ciri-ciri firqah penganut ahli kitab. Dalam sejarahnya, perselisihan di antara mereka hanya masalah cabang dan hampir tidak pernah antar mereka saling mengkafirkan satu sama lain dan menganggap yang lainnya tidak selamat. Perbedaan baju yang mereka kenakan sebetulnya hanya metode berdakwah dan berjuang menegakkan kebenaran (Islam). Bid’ah-bid’ah yang ada pada diri mereka harus segera dibersihkan agar dapat bersatu dalam al jama’ah. Sisa-sisa fanatisme, egoisme dan kesombongan dari diri mereka, juga harus dibersihkan agar dapat bersatu dalam al jama’ah. Akan tetapi jika tidak, kesemuanya itu hanyalah firqah-firqah yang mirip sekte-sekte lain semisal Ahmadiyah ataupun JIL.
  • Kenalilah Imam Mahdi dan pengikutnya, beliau datang dari timur, menaklukkan Arab, Persia, Rum dan Dajjal. Sembari menunggu beliau, marilah kita terus menimba ilmu yang bermanfaat, memperbaiki diri dengan amal shalih, menyelamatkan saudara semuslim dari bahaya lidah dan tangan kita, menjaga ukhuwah islamiyah, amar ma’ruf nahi munkar dan terus tolong-menolong dalam kebaikan dan taqwa.
  • Kesimpulan: Berpegang teguhlah pada Al Qur’an dan Sunnah! Hindari semua firqah apalagi firqah yang diseru oleh orang Arab. Apalagi jika menilik dua hadits sebelumnya, maka: Hindari semua firqah, apalagi yang diseru oleh orang Arab dari Nejd (Hijaz).
  • Salafi / Wahabi tidak perlu tambah risau jika mereka merasa benar-benar berada di atas kebenaran. Atau bahkan merasa paling benar sendiri. Siapa tahu yang dimaksud Rasulullah adalah dakwah sesat dari Nejd setelah dakwah Salafy (dakwah sesat itu bukan dakwah salafiyah) yang mengajak ke pintu Jahannam dengan memecah belah agama, fanatik golongan, hizbiyah, memusuhi dan mencaci maki kaum muslimin serta memerangi (membunuhi) kaum muslimin baik yang sholih maupun yang jahat.

Fitnah Ulama Buruk yang Mengekor Penguasa

Beberapa hadits terkait hal ini:

  • Celaka atas umatku dari ulama yang buruk. (HR. Al Hakim)
  • Yang aku takuti terhadap umatku ada tiga perbuatan, yaitu kesalahan seorang ulama, hukum yang zalim, dan hawa nafsu yang diperturutkan. (HR. Asysyihaab)
  • Ketamakan menghilangkan kebijaksanaan dari hati para ulama. (HR. Ath-Thabrani)
  • Apabila kamu melihat seorang ulama bergaul erat dengan penguasa maka ketahuilah bahwa dia adalah pencuri. (HR. Ad-Dailami)
  • Para ulama fiqih adalah pelaksana amanat para rasul selama mereka tidak memasuki (bidang) dunia. Mendengar sabda tersebut, para sahabat bertanya, “Ya Rasulullah, apa arti memasuki (bidang) dunia?” Beliau menjawab, “Mengekor kepada penguasa dan kalau mereka melakukan seperti itu maka hati-hatilah terhadap mereka atas keselamatan agamamu. (HR. Ath-Thabrani)
  • Seorang ulama yang tanpa amalan seperti lampu membakar dirinya sendiri (Berarti amal perbuatan harus sesuai dengan ajaran-ajarannya). (HR. Ad-Dailami)

Sebagaimana nasehat di atas, hindari semua firqah, apalagi yang diseru oleh orang Arab dari Nejd (Hijaz). Nah, selain keutamaan ulama’ (baik berdasarkan Al Qur’an maupun Sunnah) ada juga kesalahan ulama’ yang buruk. Inilah fitnah dari ulama’ yang buruk. Ciri-ciri mereka adalah bergaul erat dengan penguasa serta tamak sehingga tidak bijaksana. Amal perbuatannya juga tidak seperti ajarannya. Jika dia mengajarkan taat pada Imam Kaum Muslimin, maka seharusnya dia benar-benar taat. Salafi – Wahabi tidak perlu semakin risau hanya karena Syaikh Muhammad bin Abdul Wahab berasal dari Nejd (Hijaz) dan dikenal sangat dekat dengan Ibnu Saud sehingga mereka berdua sangat heroik mengusir Khilafah Islamiyah Turki Usmani dan kemudian mendirikan Kerajaan Saudi Arabia. Toh, beliau juga banyak berjasa dalam memurnikan tauhid, bukan? Saya sendiri pernah membaca salah satu kitabnya dan memang bagus. Tapi saya tidak tahu apakah akhlaq beliau sebagus kitabnya. Maka, tidak patut bagi seorang muslim memfitnah seorang muslim lain apalagi ulama’ tanpa bukti yang nyata. Maka kita harus mempelajarisejarah Kerajaan Arab Saudi dulu baik-baik. Mereka yang sangat gemar menuduh dan memfitnah muslim lain apalagi ulama’ Kaum Muslimin tentu dipertanyakan keislamannya.

Pemimpinnya disangka punya pegangan, padahal sama sekali tidak demikian !!!

Hadits berikutnya:

Sungguh, menjelang terjadinya Kiamat ada masa-masa harj (kerusuhan / huru-hara)” Para sahabat bertanya : Apakah harj itu ?” Beliau bersabda : Pembunuhan.” Mereka bertanya : “Apakah lebih banyak jumlahnya dari orang yang kita bunuh? Sesungguhnya kita dalam satu tahun membunuh lebih dari tujuh puluh ribu orang?” Beliau bersabda :Bukan pembunuhan orang-orang musyrik oleh kalian itu, tetapi pembunuhan dilakukan oleh sebagian kalian terhadap sesamanya (kaum muslimin) ” Mereka bertanya : “Apakah pada masa itu kami masih berakal?“ Beliau bersabda, “Akal kebanyakan manusia zaman itu dicabut, kemudian mereka dipimpin oleh orang-orang yang tak berakal, ke­banyakan manusia menyangka para pemimpin itu mempunyai pegangan, padahal sama sekali tidak demikian. (HR. Ahmad dan Ibnu Majah. Hadits shahih.)

Hampir tidak ada satupun orang yang berilmu mengingkari adanya fitnah pembunuhan terhadap sesama muslim. Lihatlah konflik di Iraq, Afghanistan, Pakistan dan di negeri-negeri Timur Tengah lainnya. Biasanya konflik terjadi antara kaum Syi’ah Ekstrim dengan Sunni Ekstrim yang dipicu fitnah khowarij. Berdasarkan hadits di atas, saya bernasehat:

“Gunakan kembali akalmu, jangan mau dipimpin oleh orang (da’i-da’i) yang tidak mempergunakan (meremehkan) akalnya. Apalagi pemimpin (da’i-da’i) yang menyuruhmu meninggalkan akal agar tunduk pada ajaran-ajaran mereka (taklid buta). Banyak orang tertipu. Sekali lagi, banyak orang tertipu. Kebanyakan manusia menyangka para pemimpin itu punya pegangan (berperang di atas kebenaran, Al Qur’an dan Sunnah). Padahal sama sekali tidak demikian. Mereka memfitnah kaum selain mereka, menimbulkan permusuhan dan bersegera melakukan pembunuhan terhadap sesama muslim. Saya nasehatkan kepada kaum muslimin; mohon ditahan lidah dan tangan kalian dari saudara sesama muslim. Janganlah saling membunuh, hanya karena perbedaan-perbedaan yang tidak mengeluarkan kita dari Islam.”

Keluar dari Jamaah Kaum Muslimin

Barangsiapa keluar dari ketaatan serta memisahkan diri dari jama’ah lalu mati, maka kematiannya adalah kematian secara jahiliyah. Barangsiapa berperang dibawah panji ashabiyah, emosi karena ashabiyah lalu terbunuh, maka mayatnya adalah mayat jahiliyah. Barangsiapa memisahkan diri dari umatku (kaum muslimin) lalu membunuhi mereka, baik yang shalih maupun yang fajir (jahat) dan tidak menahan tangan mereka terhadap kaum mukminin serta tidak menyempurnakan perjanjian mereka kepada orang lain, maka ia bukan termasuk golonganku dan aku bukan golongannya” [H.R. Muslim]

Jangan memisahkan diri dari Jama’ah Kaum Muslimin dengan embel-embel ashabiyah. Mereka bisa dikenali dari nama-nama mereka dan panji-panji mereka. Mereka tidak lagi menamakan diri muslim (kaum muslimin), melainkan nama-nama jahiliyah yang mereka ada-adakan. Mereka mudah tersulut emosinya ketika disinggung kebanggaan ashabiyahnya. (lihat: Saksikanlah bahwa kami adalah Kaum Muslimin)Sesungguhnya mereka bukan golongan Nabi (Kaum Muslimin) sekalipun mereka mengaku-ngaku sebagai golongan nabi atau bahkan karena kebodohannya menganggap sebagai golongan yang paling benar (selamat). (lihat: Firqatun Najiyah)Sesungguhnya kebanyakan manusia menyangka mereka punya pegangan (kebenaran, Al Qur’an dan Sunnah), padahal sama sekali tidak demikian. Ciri-ciri mereka adalah dipimpin orang-orang tidak berakal (logikanya rusak sehingga tidak mampu berfikir secara bijaksana) !!! (lihat tulisan: Pandangan Islam terkait Akal, Sombong: Pintu Neraka)

Salafi / Wahabi tidak perlu tersinggung. Lalu berkata bahwa saya (penulis) memahami hadits-hadits di atas secara serampangan tanpa ilmu, tidak ilmiah, tidak faham, tidak ada dasarnya, mengikuti akalnya yang bodoh dan ahlul bid’ah. Lalu saya diminta mencari ilmu dulu dari mereka yang punya pegangan kuat (Al Qur’an dan Sunnah) serta pemahaman yang benar (Manhaj Salafus Sholih). Jika ciri-ciri di atas tidak ada pada golongan kalian, maka janganlah bersikap ashabiyah dengan mengorbankan kehormatan saudaramu semuslim. Bukankah orang yang berkata tanpa dasar (ilmu) itu tidak baik? Bukankah golongan yang berada di atas kebenaran, tidak perlu ragu dan seharusnya bersikap tenang?

KHAWARIJ: Benih Perselisihan Kaum Muslimin

Dalam sebuah hadits shahih dalam Musnad (disebutkan). Suatu hari Nabi melewati orang ini dalam keadaan sujud. Maka beliau menghampiri para sahabatnya. Beliau berkata : “Siapa yang mau membunuhnya ?” Abu Bakar mengiyakan, lalu bangkit dengan pedang terhunus. Kemudian beliau menghampiri orang itu, beliau mendapati sedang sujud. Maka beliaupun kembali (tidak membunuhnya) seraya berkata :”Ya Rasulullah, bagaimana aku membunuh yang mengucapkan laa illaha illa Allah?”. Demikian juga yang dilakukan Umar. Kemudian Ali menyanggupinya, beliau bergegas ke sana, tapi orang tersebut sudah tidak ada lagi. Kemudian. Beliau bersabda : “Seandainya ia berhasil dibunuh, tentu tidak akan ada lagi dua orang yang berselisih di antara umatku”

Akan keluar pada akhir zaman suatu kaum, umurnya masih muda, sedikit ilmunya, mereka mengatakan dari sebaik-baik manusia. Membaca Al-Qur’an tidak melebihi kerongkongannya. Terlepas dari agama seperti terlepasnya anak panah dari busurnya”. [H.R. Bukhari & Muslim]

Mencaci orang muslim adalah kefasikan dan membunuhnya adalah kufur[Hadits Riwayat Bukhari No. 48, Muslim No. 64]

Janganlah kalian menjadi kafir sepeninggalku, yaitu sebagian kalian membunuh yang lain” [Hadits Riwayat Bukhari No. 121. Muslim No. 65]

Hadits-hadits di atas mencirikan kaum khawarij yang luar biasa dalam beribadah namun tidak memahami Islam dengan benar. Mereka tidak faham ‘kekufuran yang mengeluarkan pelakunya dari agama’ (seperti membunuh muslim tanpa alasan syar’i) serta kekufuran yang tidak mengeluarkan pelakunya dari agama (seperti berhukum bukan dengan hukum Islam). Mereka suka mengkafirkan, bersikap keras terhadap sesama muslim dan mereka tidak akan segan-segan membunuhnya karena kaum khawarij bersikap ghuluw (berlebih-lebihan/ekstrim) dalam beragama. Mereka mengikuti ahli kitab yang sok tahu, memandang kaum muslimin salah padahal kebanyakan di antara mereka sendiri terbukti fasik (suka mencaci kaum muslimin). Ciri-ciri mereka masih muda dan ilmunya sedikit. Hadits di atas menjelaskan tentang buruknya kaum khawarij (bukan golongan lain!). Mereka menghadirkan mimpi buruk dengan membunuh Khalifah Ali serta membuat perpecahan dan permusuhan. Sampai sekarang, mereka tetap melakukan aksi-aksi bodohnya seperti terorisme dan lainnya. Maka jangan heran jika kebanyakan teroris hampir pasti berawal dari mereka dan du’at dari Nejd gemar sekali berseru dan saling tuduh khawarij di antara mereka sendiri. Dengan demikian, saran buat pemerintah yang ingin meminimalisir bahaya terorisme adalah mengajak kembali (taubat) gerombolan anjing-anjing neraka itu kepada jama’ah kaum muslimin. Jika mereka tidak mau (besar kemungkinan karena egoism dan kesombongannya) maka usir saja mereka dari Nusantara dan kembalikan mereka ke Nejd. Sesungguhnya negeri Arab akan segera kita perangi !

Arab Saudi akan diperangi dan Jazirah Arab akan kembali ke tangan Kaum Muslimin !!!

“Tidaklah dunia akan lenyap sehingga negeri Arab dikuasai oleh seorang laki-laki dari ahli baitku (keluarga rumahku) yang namanya sama dengan namaku.’’ [Musnad Ahmad 5: 199 hadits nomor 3573 dengan tahqiq Ahmad Syakir, dia berkata,”Isnadnya shahih.”Dan Tirmidzi 6:485, dan dia berkata, “Ini adalah hadist hasan shahih.” Dan Sunan Abu Daud 11: 371] 

Kalian perangi jazirah Arab dan Allah beri kalian kemenangan. Kemudian Persia (Iran), dan Allah beri kalian kemenangan. Kemudian kalian perangi Rum, dan Allah beri kalian kemenangan. Kemudian kalian perangi Dajjal, dan Allah beri kalian kemenangan. (HR Muslim 5161)

Kita mungkin merasa aneh, mengapa Arab akan diperangi lagi oleh kaum Muslimin. Bukankah Islam berasal dari Arab? Bukankah penghuni jazirah Arab sekarang ini adalah kaum muslimin? Sebetulnya tidak aneh karena Rasulullah mengabarkan bahwa sumber fitnah dimulai dari Arab, dengan da’i-da’i yang juga bercirikan orang Arab. Bahkan yang memeranginya kemungkinan besar adalah bangsa timur dibawah pimpinan Imam Mahdi. (Mungkinkah militer Indonesia-Malaysia / Ahlus Sunnah yang mencintai Ahlul Bayt ???). Boleh jadi yang diperangi Al Mahdi dan pengikutnya berturut-turut adalah: Wahabi (Arab), Syiah (Persia-tapi tidak ada kata diperangi dalam hadits), Kristen (Rum) dan Yahudi (pengikut Dajjal). Hadits tersebut tidak ditujukan untuk penaklukan kita yang pertama, karena kaum muslimin tidak pernah mencapai kota Roma (hanya sampai Konstantinopel) dan belum memerangi dajjal.

Lihat penjelasan hadits berikut:

Hadits ini diriwayatkan oleh Abu Qubai. Ia menuturkan : “(Pada suatu ketika) kami bersama Abdullah Ibnu Amr Ibnu Al-Ash. Dia ditanya tentang mana yang akan terkalahkan lebih dahulu, antara dua negeri. Konstantinopel atau Rumiyyah. Kemudian ia meminta petinya yang sudah agak lusuh. Lalu ia mengeluarkan sebuah kitab.” Abu Qubail melanjutkan kisahnya : Lalu Abdullah menceritakan : “Suatu ketika, kami sedang menulis di sisi Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam. Tiba-tiba beliau ditanya : “Mana yang terkalahkan lebih dahulu, Konstantinopel atau Rumiyyah?” Beliau menjawab : “Kota Heraclius-lah yang akan terkalahkan lebih dulu”. Maksudnya adalah Konstantinopel.

Hadits ini diriwayatkan oleh Imam Ahmad, Ad-Darimi, Ibnu Abi Syaibah, Abu Amer Ad-Dani, Al-Hakim, dan Abdul Ghani Al-Maqdisi. Abdul Ghani menilai bahwa hadits ini hasan sanadnya. Sedangkan Imam Hakim menilainya sebagai hadits shahih. Penilaian Al-Hakim itu juga disetujui oleh Imam Adz-Dzahabi.

Kata Rumiyyah dalam hadits di atas maksudnya adalah Roma, ibu kota Italia sekarang ini, sedangkan Konstantinopel adalah ibukota Byzantium (Romawi Timur). Sebagaimana kita ketahui, bahwa kemenangan pertama ada di tangan Muhammad Al-Fatih Al-Utsmani. Hal itu terjadi lebih dari delapan ratus tahun setelah Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam menyabdakan hadits di atas. Semoga kemenangan kedua segera berada di tangan Muhammad bin ‘Abdullah Al Mahdi.

Kaum Muslimin harus bersatu dan berbaiat kepada Al Mahdi, baik sukarela maupun terpaksa. Apakah Al Mahdi berasal dari golongannya ataukah bukan. Apakah ia berwarga negara Arab ataukah bukan? Sebab sejatinya Islam bukanlah Arab. Islam adalah agama untuk seluruh umat manusia. Kaum Muslimin tidak mengikuti bangsa Arab. Kaum Muslimin mengikuti Allah dan Rasul-Nya.

Selain alasan dari hadits-hadits shahih di atas, sebetulnya kaum muslimin juga punya alasan kuat untuk memerangi Kerajaan Saudi Arabia (KSA). Mereka telah merusak perbendaharaan kaum muslimin (situs-situs Islam bersejarah) yang telah bertahun-tahun dijaga Salafus Sholih, kedzaliman dan pembunuhan kaum muslimin tanpa alasan (seperti menghukum/membunuh TKW yang membela diri/terpaksa/tidak sengaja membunuh ketika hendak diperkosa – hukum di KSA tidak mengenal perkosaan kecuali zina, jadi korban perkosaan justru dituduh pezina – sangat tidak adil dan tidak islami, penyiksaan TKI Muslim, penembakan demonstran muslim, dsb), dugaan keterlibatan KSA dalam memperkeruh krisis di Iraq, dugaan perilaku bejat para petinggi di sana dengan gaya hidup hedonisnya tanpa empati & mau peduli pada saudaranya di Palestina, serta alasan terkuat dugaan keterlibatan mereka dalam makar jahat Zionisme Internasional dari awal berdirinya Kerajaan sampai sekarang.

Boleh jadi, rakyat Saudi sendiri sekarang amat tertekan. Hampir mirip kondisinya sama rakyat di negeri manapun dibawah pemerintahan otoriter. Namun, semua itu tertutup rapat dan rahasia. Nah, bom sosial ini cepat atau lambat akan meledak. Apalagi jika menilik tanda-tanda yang ada sekarang. Tanda-tanda itu sangat jelas dengan gejala sosial perselisihan hebat dan gejala alam dengan banyaknya gempa. Maka tinggal menunggu waktu saja, mungkin sekitar beberapa tahun ke depan Al Mahdi akan diutus.

Aku kabarkan berita gembira mengenai Al-Mahdi yang diutus Allah ke tengah ummatku ketika banyak terjadi perselisihan antar-manusia dan gempa-gempa.  Maka ia akan memenuhi bumi dengan keadilan dan kejujuran sebagaimana sebelumnya dipenuhi dengan kesewenang-wenangan dan kezaliman.” (H.R. Ahmad)

Jika kita melihat realitas dengan jeli serta mau mencari informasi (dengan pikiran terbuka tentunya) maka terlihatlah bukti-bukti konspirasi itu dengan sangat nyata. Mereka membuat makar, sedangkan Allah juga sedang mempersiapkan makar-Nya. Maka, apakah konspirasi Yahudi dan orang-orang kafir itu dapat mengalahkan makar Allah? Jawabannya Tidak! Sekali-kali tidak! Mereka akan ditaklukkan, dalam waktu yang dekat !!! Oleh sebab itu, bersiap-siaplah wahai kaum muslimin, masa-masa kemenangan kita akan segera datang !!!

Bagaimana Solusinya?

Ketahuilah bahwasanya bakal terjadi fitnah-fitnah (malapetaka)!” Kami bertanya: “Bagaimana jalan keluarnya wahai Rasulullah?” Beliau bersabda: “Berpegang teguh dengan Kitabullah, sebab di dalamnya disebutkan sejarah orang-orang sebelum kalian, dan khabar tentang yang akan datang setelah kalian, dan di dalamnya juga terdapat hukum terhadap perselisihan di antara kalian. Ia adalah pemisah antara hak dan bathil, dan sekali-kali bukanlah senda gurau. Barangsiapa meninggalkannya karena keangkuhan, niscaya Allah akan membinasakannya. Dan barangsiapa mencari petunjuk dari selainnya, niscaya Allah akan menyesatkannya. Ia adalah tali Allah yang kokoh. Dan ia adalah bacaan yang penuh hikmah. Dan ia adalah jalan Allah yang lurus.” (H.R. Ahmad dan At-Tirmidzi)

Dari hadits di atas dapat diambil beberapa pembelajaran: Berpegang teguh dengan Al Qur’an, belajar dari sejarah masa lalu (khususnya fitnah & perselisihan yang menimpa ahli kitab), Al Qur’an adalah Al Furqan (pembeda), jangan sombong dengan meninggalkan Al Qur’an, & Allah akan memberikan petunjuk kepada kita melalui Al Qur’an. Sekali lagi, Allah akan memberikan petunjuk di zaman fitnah ini melalui Al Qur’an. Maka jadilah Ahlul Qur’an !!! Tidak hanya sekedar membaca tapi benar-benar memahami dan merenungi isi kandungannya sampai ke hati.

Kemudian, kesimpulan umum dari tulisan di atas adalah: “Berpegang teguhlah kepada Al Qur’an dan Sunnah !!! Berserah dirilah hanya kepada Allah dan mintalah petunjuk hanya kepada-Nya saja melalui Al Qur’an! Hanya Dia yang mampu memberikan petunjuk di zaman fitnah ini. Hindari semua firqah, apalagi yang diseru oleh orang-orang Arab dari Nejd (Hijaz) yang da’i-da’inya bergaul erat dengan penguasa, tidak berakal (memandang rendah akal), terlihat seperti punya pegangan padahal sama sekali tidak demikian serta bersifat tamak sehingga tidak tampak kebijaksanaannya !!! Bersabarlah untuk menunggu Al Mahdi beserta pasukan panji-panji hitamnya dari arah timur yang menegakkan khilafatun ‘ala minhaj an-Nubuwwah mengembalikan kejayaan kaum muslimin dan meluruskan fitnah-fitnah.”

Aku adalah manusia biasa yang mungkin benar dan mungkin pula salah. Oleh karena itu, hendaklah kamu memperhatikan dan meneliti pendapatku itu. Jika sesuai dengan Al Quran dan As Sunnah maka ambillah, dan jika bertentangan dengan keduanya maka tinggalkanlah.”

Wallahu a’lam

n.b.: Hendaknya kaum muslimin bersikap bijaksana, tidak asal tuduh-menuduh tanpa bukti yang nyata. Boleh jadi yang dituduh lebih baik daripada yang menuduh. Bahkan, siapa tahu suatu kaum sudah bertaubat sehingga tidak layak diberikan tuduhan keji. Kemudian, mengapa dalam tulisan ini banyak menyebut golongan Wahabi / Salafy / Salafiyyun? Karena untuk membahas hadits-hadits di atas, firasat saya mengatakan bahwa orang-orang Salafi Wahabi akan cepat tersinggung dan marah. Soalnya KSA adalah negerinya Wahabi/Salafy.

Mari kita menjadikan ciri-ciri di atas sebagai introspeksi diri kita masing-masing. Maksud dari tulisan di atas adalah mengabarkan hadits-hadits terkait akhir zaman, khususnya fitnah dari Arab. Jika saya salah memahami hadits-hadits di atas, silakan beri komentar penjelasan dan maksud hadits-hadits tersebut. Namun jika Anda menafsirkan bahwa hadits-hadits di atas sengaja ditujukan dan sangat mirip dengan ciri-ciri pada kelompok Anda, kemudian Anda menuduh saya berdusta atau memfitnah maka mengapa Anda sendiri tidak segera meninggalkan firqah Anda? Apakah anda tidak berfikir? Anda sendiri yang menafsirkan bahwa hadits-hadits itu mengarah ke firqah anda. Sementara saya sendiri tidak berani mengarahkannya secara frontal karena siapa tahu mereka sudah bertaubat.

Sesungguhnya saya hanyalah pemberi peringatan (bahaya fitnah Arab) dan pembawa kabar gembira (akan datangnya Al Mahdi). Maka katakan kebenaran meskipun pahit, janganlah takut akan manusia, takutlah pada Allah !!!

Sumber

Al-Albani dan Kapasitas Keilmuannya

TULISAN: AL ALLAMAH AL MUHADDITS AL KABIR. ABDULLAH BIN ASSHIDDIQ AL HASANY AL GHUMARI.

Alih bahasa: Rivqi “al muqollid” faletehan.

BISMILLAHIRAHMANIRRAHIM

Ini adalah petikan dari Arrasail al ghomariyah dalam penyanggahan atas Nashir al albani.

Al muhaddits sayyidy Abdullah bin Ashiddiq al ghomari ra berkata:

…..dia adalah Nashiruddin, al albani adalah asalnya(Albania).

Pada awalnya dia ber I’itikaf di dalam kamar perpustakaan “Al Dzahiriyah” Damaskus disana dia berkutat membaca buku dan betah untuk membaca.

Setelah itu dia menyangka bahwa dirinya telah menjadi profesional dalam urusan agama. Dia memberanikan diri untuk berfatwa dan mentashhieh hadits atau mendha’ifkannya sesuai dengan keinginan hawa nafsunya. Juga dia berani menyerang ulama yang mu’tabar(yang berkompeten di bidangnya)padahal dia mandakwa bahwa “hafalan”hadits telah terputus atau punah.

Maka akibatnya bisa anda saksikan terkadang dia menganggap buruk pendapat para ulama juga mendha’ifkan hadits yang baik-baik dan menganggapnya lemah,sampai sampai shahih Bukhari dan shahih Muslim pun tidak selamat dari koreksinya.

Berdasarkan hal tersebut(dia tdk berguru) maka isnadnya maqthu’(silsilah keilmuannya terputus)dan kembali kepada kitab kitabnya yang ia teliti,kembali kepada juz juz yang ia baca dengan tanpa Talaqqi(belajar kepada guru).

Dia pernah mendakwakan dirinya sebagai kholifah(penerus) Assyaikh Badruddin Al Hasani(salah satu guru Al Ghomari,pen)yang beliau adalah seorang ulama yang tidak pernah terlepas dari biji tasbih dari tangannya meskipun sedang mengajar,dan anehnya ia menganggap bid’ah kepada orang yang mengenakannya(biji tasbih).

Lalu dia (al Albani) mendakwakan dirinya telah mencapai derajat “penghafal hadits” dan mampu mentashhieh hadits sehingga pengikut pengikutnya menyangka bahwa dia adalah “MUHADDITS” dunia seluruhnya. Apakah dengan sekedar ijazah dari sangkaan seseorang lantas dia boleh berbicara /koreksi atas hadits Rasulillah saw..??

Kemudian berdasarkan PERSAKSIAN DARI PARA ULAMA DI ZAMANNYA dari para ulama Dimasyq menyatakan bahwa dia tidak hafal matan- matan hadits apalagi sanad -sanadnya. Bahkan KEILMUANNYA tidak mencapai untuk menilai sebuah matan hadits kemudian meneliti rijal(para perowi)nya di kitab kitab “Al Jarh watta’diil”,sehingga berangkat dari itu semua dia menghukumi sebuah hadits dengan menshahihkan dan mendha’ifkan nya dalam keadaan “TIDAK TAHU” bahwa sebuah hadits mempunyai jalan riwayat,syawahid (hadits lain sebagai saksi penopang)dan mutaba’at(penelusuran susulan). Dia juga lupa bahwa seorang “AL HAFIDZ”(penghafal 100 ribuan hadits sanad dan matannya) mempunyai “otoritas” menshahihkan dan mendha’ifkan sebuah hadits sebagaimana yang di katakan oleh Al Hafidz Assuyuthy dalam “AL FIYAH” nya(kitab nadzom ilmu hadits diroyah 1000 bait)

كَما قَال السُيوطِي فِي ألفيته:

وخذه حَيث حَافظ عليه نص ** أو من مصنَّف بِجمعه يخص

artinya:

Maka ambillah hadits ketika telah di” nash” oleh seoranh Al Hafidz………atau dari kitab susunannya yang khushus untuk kodifikasi hadits tersebut.

Begitulah hukum sebenarnya dimana bahwa ilmu agama tidak diambil dari “MUTHOLA”AH” atas kitab-kitab ansich dengan mengesampingkan “TALAQQI”(mengaji)kepada AHL AL MA’RIFAH WA AL TSIQOH(ahli pengetahuan khushush dan dapat dipercaya)dikarenakan terkadang dalam beberapa kitab terjadi “penyusupan” dan “PENDUSTAAN” atas nama agama atau terjadi pemahaman yang berbeda dengan pengertian para “salaf” maupun “kholaf” sebagaimana mereka(para ulama) saling memberi dan menerima ilmu agama dari satu generasi ke generasi lainnya maka pemahaman yang berbeda dengan ulama salaf maupun kholaf itu dapat berakibat kepada pelaksanaan “IBADAH FASIDAH”(ibadah yang rusak)atau dapat menjerumuskan kedalam “TASYBIHILLAH BIKHOLQIHI”(penyerupaan Allah dengan Makhluq Nya)atau implikasi negative lainnya.

Cara seperti itu adalah bukan cara “belajar” dan cara menuntut ilmu yang dilakukan ulama salaf dan kholaf sebagaimana yang telah dikatakan oleh AL HAFIDZ ABU BAKAR AL KHATHIB AL BAGHDADY:…..”ILMU TIDAK DAPAT DIAMBIL KECUALI DARI MULUT PARA ULAMA”.

Maka jelaslah tidak diperbolehkan mempelajari ilmu agama kecuali dari orang yang “arif” dan tsiqoh yang mengambil ilmu dari tsiqoh………..dst sampai ke para shahabat ra. Sehingga orang yang mengambil Al Qur’an dari Mushhaf dinamakan “MUSHHAFY” tidak dapat disebut “QARI’’ begitulah seperti yang dikatakan Al Hafidz Khathib Al Baghdady dalam kitabnya yang berjudul “alfaqih wal mutafaqqih” bersumber dari sebagian ulama salaf.

Cukuplah bagi kita sebagai anjuran untuk “talaqqi”(menerima ilmu dari guru)sebuah hadits Nabi saw:

:”مَن يُرد الله بهِ خَيراً يُفقّهه فِي الدِين, وفِي رِوَاية زيادة: “إنَما العِلم بالتعلُمِ, والفِقه بالتفقّه

Artinya: barangsiapa yang dikehendaki baik oleh Allah swt maka ia diberi pemahaman dalam agama dalam sebuah riwayat ada tambahan…”bahwa ilmu hanya(didapat)dari belajar….(HR.AL BUKHORY,MUSLIM,AHMAD DI MUSNADNYA DAN LAIN LAIN)

Terdapat juga di al mu’jam al kabir imam thabrany 19/395 Al Hafidz di al fath mengatakan” isnadnya baik” 131/1

ورَوى مُسلم فِي صحيحهِ عَن ابن سِيرين أنهُ قَال: ” إنّ هَذا العِلم دِين فانظرُواعمّن تأخذُون دينكُم”.

Imam Muslim dalam shahihnya meriwayatkan dari Ibnu Sirin ia berkata:”bahwa ilmu ini adalah Agama maka lihatlah kepada siapa kalian mengambil agama kalian”

أخرجهُ مُسلم فِي صَحيحهِ: المُقدمة: بَاب بَيان أن الإسنَاد مِن الدِين, وأنَ الرِوَاية لا تكُون إلاّ عَن الثقات, وان جرح الرواة بِما هُو فيهم جَائِز بَل وَاجِب وأنهُ ليسَ مِن الغِيبة المُحرّمة بَل مِن الذبّ عَن الشَريعة المُكرّمة

Hadits tadi diriwayatkan imam Muslim di Muqaddimah shahihnya bab: menerangkan bahwa isnad itu bagian agama dan bahwa meriwayatkan hadits itu tidak boleh terjadi kecuali dari orang yang tsiqot(dipercaya)dan bahwa mencela “periwayatan” itu diperbolehkan asal sesuai dengan kenyataan bahkan wajib bukan termasuk “GHIBAH” yang diharamkan namun dengan tujuan “mempertahankan” syari’at yang dimuliakan.

Imam Abu Hayyan Al Andalusy berkata:

وقَال أبو حَيان الأندلسِي:

يظنّ الغُمْرُ أن الكُتْبَ تَهدي ** أخَا جَهلٍ لإدْراكِ العُلومِ

ومَا يَدري الجهولُ بأنّ فِيها ** غَوامِض حَيّرت عَقلَ الفهيمِ

إذا رُمت العُلومَ بغيرِ شيخٍ ** ضللتَ عَن الصِراط المُستقِيم

وتلتَبِسُ الأمُورُ عليكَ حَتى ** تصيرَ أضلَّ مِن تُوما الحَكيم

Artinya:

khalayak ramai menyangka bahwa kitab kitab itu dapat menuntun orang bodoh untuk menggapai ilmu……

padahal orang yang amat bodoh tidak tahu bahwa di dalam kitab kitab itu banyak masalah rumit yang membingungkan akal orang cerdas.

Apabila engkau mencari ilmu tanpa guru…..maka engkau dapat tersesat dari jalan yang lurus.

Maka segala hal yang berkaitan akan menjadi samar buatmu hingga engkau menjadi lebih sesat disbanding si Thomas (Ahli filsafat).

(hasyiyah Al Thalib ibnu Hamdun ala lamiyat al ‘af’al hal 44)

Assyaikh Habiburrahaman al A’dzhami Muhaddits daratan India berkata dalam Muqaddimah bantahan nya terhadap Al Albany dengan judul “mablagh ilm al Albany(kapasitas keilmuan Al Albany)dengan teks sebagai berikut….

“Syekh Nashiruddin Al Albany adalah orang yang sangat menyukai untuk menyalahkan orang orang yang sangat brilian dari kalangan pembesar para ulama dan dia tidak memperdulikan siapapun orangnya.Maka dapat anda lihat terkadang dia melemahkan riwayat Imam Bukhary dan Imam Muslim dan ulama lainnya yang dibawah level ke dua imam tadi………dan hal itu terjadi di banyak tempat sehingga sebagian orang yang BODOH dan yang terbatas pemikirannya dari kalangan ulama menyangka bahwa Al Albani adalah orang yang profesional pada abad ini dan kemahirannya jarang ditemukan semacam dia di era sekarang. Semacam inilah hal yang dibanggakan olehnya di berbagai tempat dengan mengeluarkan kotorannya sehingga para pembaca melirikkan pandangan mereka dan terkadang dia mengatakan :”aku mendapatkan tahqiq(pernyataan) semacam ini dan tidak akan kau temukan di lain tempat(maksudnya di kitab lain-yang menurut dia- tidak terdapat pernyataan semacam itu).

terkadang dia mendakwa bahwa dirinya “di istimewakan” oleh Allah di abad ini untuk meneliti atas hadits hadits tambahan dalam kondisi perbedaan riwayatnya yang tersebar di kitab kitab yang berserakan sehingga ia telah mencapai hal yang belum pernah diraih para Muhaqqiqqiin yang telah lampau maupun yang akan dating.

Namun orang yang “mengenal” al Albany dan orang yang meneliti biografinya ia pasti mengetahui bahwa dia tidak mendapatkan ilmu dari “MULUT PARA ULAMA” dan dia belum pernah duduk bersimpuh di depan pengajian para ulama ,padahal ilmu itu harus didapat dengan cara ta’allum(mengaji).

Ada berita sampai kepada saya bahwa hafalan kitabnya tidak melebihi “mukhtashor al qodury” dan profesi keahlian sebenarnya adalah “mereparasi jam” yang dirinya mengakui hal ini dan membanggakannya.padahal cara mendapatkan ilmu dengan ta’allum tersebut adalah hal yang telah lazim dikenal dikalangan pelajar hadits di seluruh madrasah kami(india).Begitulah apa yang telah dinyatakan oleh Assyaikh Muhaddits diyar al Hindiyah الألبَانِي أخطاؤه وشُذوذه 1/9

Inilah kapasitas keilmuan al albany,maka bila kau membaca kitab kitabnya akan kau temukan tanda yang jelas karena dia menyebut apa yang ia katakan shahieh akan berlawanan dengan apa yang dikatakan dengan dha’ief hingga kau temukan dia merubah hadits hadits Nabi saw dengan sesuatu yang tidak boleh diakukan oleh Ahlul ilmi bil hadits. Pada akhirnya dia mendha’ifkan yang shahieh dan menshahiehkan yang dhai’ef. Ini adalah polah tingkah orang yang belum pernah menghirup aroma “ILMU” dan cara orang yang belum pernah mengenal para “GURU” dan belum pernah “SAMA’ “dari teks teks lafadz mereka. Saya tidak melihat dia kecuali orang yang membaca kitab dan menganggap bahwa mencari ilmu itu tidak butuh terhadap bimbingan dan talaqqi para guru. Padahal kita sungguh mengetahui bahwa seorang penghafal hadits tidak hanya mencukupkan diri dengan muthala’ah tanpa berkeliling mencari ilmu dari para guru dari biografi mereka dan mereka sama’(mendengar riwayat hadits) sebagaimana orang orang sebelum mereka ber sama’ kepada para guru ……begitulah adat kebiasaan “AHLI -ISNAD”.

Termasuk diantara “cacat” al Albany adalah dia berani mengkoreksi Imam imam besar,cukuplah sebagai celaan bahwa dia mengkoreksi dan berani terhadap hadits Shahih imam bukhory dan shahieh Imam Muslim,oh….seandainya saja dia mendhaifkan hadits hadts tadi berdasarkan ilmu dan ma’rifah…..namun sayang dia mendhaifkannya karena “KEBODOHAN” dan keculasan.

Siapapun orang yang mau melihat kitab kitabnya dengan pemahaman dan pengetahuan yang baik dan menjauhkan diri dari “ta’ashshub”(fanatisme)dan buang jauh jauh kebodohan yang berbahaya maka akan menjadi jelas bagi dia bahwa “AL ALBANY” adalah orang yang sangat lemah dalam ilmu hadits baik matannya maupun rijalnya.

Diantara cacat Al Albany yang fatal adalah dia menuduh orang yang mengingkarinya dengan si “pembuat bid’ah” dan dia sendiri lah yang sunny dengan pengikutnya sehingga berhak masuk sorga dan penentangnya adalah ahlulbid’ah yg akan masuk neraka. Tujuannya tidak lain hanyalah untuk mencapai “kemasyhuran” dia ingin menjadi yang terhebat di zamannya dan mengungguli pendahulu pendahulunya.

Kesimpulannya Al Albany dan fatwa fatwa dan istinbathnya adalah merupakan “BENCANA” untuk kaum muslimin. Bisa anda lihat bagaimana dia membid’ahkan berdzikir dengan biji tasbih,membaca al Qur’an untuk mayyit….juga di kitab kitabnya banyak kesesatan yang nyata apalgi di syarah Al Thohawy. Maka sesuai dengan pernyataan di atas apa yang dikatakan oleh Assyaikh Muhammad Yasin Al fadany yang masyhur bahwa Al Albany itu “Dhaallun mudhillun”(sesat dan menyesatkan).

Juga sesuai dengan pernyatan Syaikh Al Muhaddits Habiburrahman: ketika aku membaca karangan al albani dalam pembahasan seperti ini dan yg lainnya ,aku menjadi teringat hadits Nabi saw:

إن ممَا أدرَك النَاس مِن كلام النُبوة الأولى إذا لَم تستحِ فاصْنع مَا شِئت”.

“sungguh apa yang dapat di tangkap oleh manusia dari perkataan Nubuwwah yang pertama adalah “kalau kau tidak tahu malu maka berbuatlah sesukamu…”

Sekarang kami katakan kepada para pengikut Al Albani dan yang terbujuk rayu ucapan-ucapannya dan kepada orang orang yang tertipu dengan slogan slogannya …”kembalilah kalian kedalam ajaran yang baik yang sudah ada, ikutilah jalan para Abror…..ikutilah jalan yang lurus campakkan jalan orang yang menyimpang dari “Annahj al mustaqiim”….

Takutlah kalian untuk memberanikan diri atas kalam Rasulillah saw dengan tanpa didasari ilmu,jangan kalian terperdaya oleh orang yang sesat meskipun dia mempunyai puluhan karangan dan buku.

Oh…..betapa buruknya keberanian mengkoreksi dan berkecimpung tanpa ilmu atas hadits Nabi saw.

Ya Allah kami memohon kepada Mu keselamatan dan penjagaan …..

Allah swt berfirman:

قَال الله تَعالى: (وَلا تَقْفُ مَا لَيْسَ لَكَ بِهِ عِلْمُ إنَّ السَّمْعَ والبَصَرَ والفُؤَادَ كُلُ أوْلئِكَ كَانَ عَنْهُ مَسْئُولاً) 36 [ سُورة الإسراء].”

(janganlah kau ikuti apa yang kamu tidak mengetahui karena pendengaran,pengelihatan dan hati itu semuanya akan dipertanggung jawabkan…)……

sekian.

@Al Muhaddits Al Kabir Abdullah al Ghumari Al Hasany adalah Al Allamah di bidang hadits dan ilmu lain. Pada awalnya Hafalan hadits beliau mencapai 50.000 hadits baik sanad maupun matannya,namun setelah beliau meninggal banyak ulama yang menjuluki Al Hafidz..diantara murid beliau adalah Mufty Addiyar al mishriyah Al Allamah al Imam Ali Jum’ah.

Pasted from <http://www.facebook.com/groups/298602503484829/doc/302909169720829/>

Mengungkap Fakta Nashiruddin Al-Albani

Akhir-akhir ini banyak sekali kitab-kitab takhrij hadits keluaran Timur Tengah dan Syria yang mengambil atau membuat referensi dalam menilai hadits dari kitab-kitab karangan Syaikh Nashiruddin al-Albani. Bahkan di Indonesia sendiri, terjemah dari kitab-kitab karangannya pun sudah mulai menjamur di terbitkan oleh penerbit-penerbit salafi secara khusus dan sudah merambah masuk ke tengah-tengah masyarakat kita.

Buku-buku yang bemuatan tentang pembelaan, pujian dan pengakuan kepintaran al-Albani bahwa dia seorang ahli hadits yang patut di buat panutan oleh segenap muslimin, juga banyak di terbitkan dalam bentuk bahasa Indonesia oleh mereka yang sering mandakwahkan dirinya pengikut salafiyyah. Baca lebih lanjut

Ummu Salma al-Atsariyah

Meraih Kebahagian Dunia dan Akhirat

Seputar Psikiatri, Psikiater, dan Psikologi

Info, Tanya Jawab, dan Edukasi Kesehatan Jiwa

Jamaah tabligh, Dakwah Tabligh, Khuruj, Bayan

Jamaah tabligh, Dakwah Tabligh, Khuruj, Bayan, dakwah islam, dakwah nabi, dakwah rasulullah,contoh Dakwah, Dakwah Nabi Muhammad, Sejarah dakwah, Kisah Nabi, Kisah Islam, Mendidik karakter, Shahabat Nabi

Kabar tentang Dunia Islam

Menyediakan Informasi yang Tepat agar Ummat Tidak Tersesat oleh Berita orang Fasiq/Kafir

Iman dan Amal Soleh

Kebahagian Kesuksesan Manusia Hanya Dalam Amal Agama Islam Yang Sempurna

b a a s r

belajar adab-adab sunnah Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam

Penulis Super

Menulis segala Hal Yang Berguna Untuk Anda | Trik Menarik | Tips Terbaru | Hal Yang Paling Super Saat Ini dan Rahasia | Cara Mengetahui sifat, karakter, watak dan kepribadian seseorang

Photo Nature Blog

Nature Photography by Jeffrey Foltice

Love thy bike

A love of photography, cycling and exploring places on two wheels.

Bacalah!

Membuka Pikiran Anda

ALL MANAGEMENT INSIGHT

Dokumentasi Blog sejak tahun 2007

grizanderson

...from the middle of nowhere

FITRIA KURNIAWAN (ABU FAHD)

Agen Herbal, Adventure, Dakwah, Kisah, dll

Merajut Kata

Untuk-MU, ALLAH-ku.. Untuk Mereka, Orangtuaku.. Untukmu, Saudaraku..

Agus Ibnu Syofiardy

"QOYYIDUL 'ILMA BIL KITABI" (Ikatlah Ilmu dengan Tulisan)

sendaljepitblog

This WordPress.com site is the cat’s pajamas

Jendela Pendidikan

mendidik dengan kasih sayang

Iwan blog world

ILMIAH - KONSTRUKTIF - INSPIRATIF

Fiaspirit's Blog

Just another WordPress.com site

Catatan SederhaNa

because life is a story

Teorionline

References, Tutorials and Discussion

Broto Blog

Hidup adalah pilihan, tentukan pilihan itu sekarang atau pilihan yang akan menentukanmu

selembar kertasku

merubah peradaban dunia dengan pemikiran dan tulisan

almubayyin

Dakwah is My Lifestyle

MANAJEMEN OPERASI/PRODUKSI

Blog Mata Kuliah : Program MM-UHAMKA

Sebuah Coretan

>>> Aksi Dan Reaksi Semesta <<<

~p0c0ng~

Not luxorious just simple place